Pages

Seguidores

Sudah seharusnya "Membaca" sebagai kebutuhan kita

Advertisemen
Hai sobat Shantycr7 J semoga yang sedang membaca tulisanku ini dalam keadaan sehat ya.
Anyway, hari ini aku ingin menulis topik tentang “membaca”. Hmmm membaca. Kira-kira apa yang terlintas dibenak sobat ketika mendengar kata membaca? Is it a kind of boring topic? Apakah rutinitas membaca itu sangat membosankan? Oh, ayolah!

Sebenarnya, disadari atau tidak hampir semua orang khususnya orang yang mengenyam pendidikan sudah memahami manfaat membaca, tapi sayangnya budaya membaca pada masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Mereka yang malas membaca tau bahwa ada segudang manfaat yang bisa didapat jika rajin membaca apalagi kalau dibarengi dengan menulis tapi yang jadi masalah adalah mereka tidak memiliki keinginan kuat untuk menjadikan membaca itu sebagai hobi atau kebutuhan layaknya makanan sehari-hari.

Membaca adalah suatu kegiatan/proses untuk memahami kalimat demi kalimat, konsep, informasi dan gagasan yang coba dikemukakan oleh sipenulis sehingga kita menjadi tau.
Dengan membaca, dari awalnya kita tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mengerti, dari mengerti kita menjadi belajar, dengan belajar kita bisa cerdas.

Sejauh ini aku melihat bahwa membaca bagi kebanyakan pelajar dan mahasiswa di Indonesia adalah hal yang paling membosankan dan membuang-buang waktu. Kalaupun membaca, bahan bacaan utama mereka adalah komik dan novel atau karangan fiksi lainnya. Memang tidak salah tapi alangkah lebih baik jika pelajar atau mahasiswa itu lebih banyak membaca bahan bacaan ilmiah yang mengandung ilmu pengetahuan supaya intelektual kita lebih terasah. Ada lagi yang membaca jika ada tugas sekolah/kampus. Tapi itu masih mending mau membaca, yang lebih parah lagi kebanyakan dari mereka lebih suka copas tugas teman atau sama sekali tidak mengerjakannya, menonton film-film fiksi dan sinetron yang tidak mendidik, keluyuran tanpa tujuan, bergosip ria seharian, shoping, clubbing, tidur-tiduran, bermain game online atau seharian bercengkrama dengan media sosial semisal facebook dan twitter. Bahkan beberapa pelajar atau mahasiswa akan menertawakan atau mengolok-olok temannya yang rajin membaca. Sedikit berbagi pengalaman, sewaktu kuliah S1 di Medan, setiap kali aku akan pulang kampung ke Siantar yang memakan waktu sekitar  4 jam dengan bus, aku selalu membawa buku dan membacanya di halte ketika menunggu keberangkatan bus yg cukup lama serta selama perjalanan di dalam bus. Sangat jarang aku menemukan orang yang sedang membaca di dalam bus maupun angkot selain orang-orang bule yang kebetulan menuju tempat wisata, yang lain hanya mengobrol dan 80%nya tertidur. Nah, ketika membaca di dalam bus, terkadang aku menerima tatapan aneh yang terus memandangiku serta cibiran-cibiran yg kuterima dari beberapa orang muda dan mahasiswa juga, yang mengungkapkan betapa sok rajinnya aku, cari perhatian lah atau tidak punya ada kerjaan lain. Aku mendengarnya sendiri.  Aku menerima perlakuan seperti ini bukan hanya 2 atau 3 kali tapi cukup sering dari lingkungan sekitar juga bahkan temanku sendiri karena ada juga yang mengungkapkannya secara halus seperti “jangan banyak-banyak baca bukunya nanti wajahmu jadi seperti buku, atau nanti kepalamu jadi botak atau nanti terlalu pintar”. Begitulah gambaran umum mengenai minat baca di Indonesia yang aku bilang sangat memprihatinkan semakin menunjukkan bahwa memang minat baca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu negara apalagi dengan melihat  survey UNESCO yang menunjukkan bahwa hanya ada 1 orang dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca yang tinggi.

Jepang adalah Negara yang menempati urutan tertinggi untuk Human Development Indeks (HDI) dengan persentase melek huruf masyarakatnya mencapai 99%. Bangsa Jepang sangat senang sekali membaca. Mereka tidak menganggap bahwa membaca itu adalah suatu kewajiban di sekolah, tapi suatu kebutuhan, hobi dan sudah menjadi kebiasaan rutin. Ya membaca sudah jadi budaya. Begitu juga di Jerman, Belanda, Amerika dan Negara-negara maju lainnya, dimana pun mereka berada jika ada waktu luang pasti akan disempatkan untuk membaca ketimbang hanya sekadar mengobrol apalagi menggosip.
Cicero, seorang filsuf, penulis dan politikus Romawi mengatakan  “A Room without books is like a body without a soul.” Artinya jika seseorang tidak membaca rasanya seperti badan tanpa jiwa. Hal ini semakin menegaskan bahwa betapa pentingnya membaca terutama bagi para generasi muda. Kenapa generasi muda? Karena generasi muda lah yang merupakan cikal bakal pemimpin negeri ini. Sebagaimana yang sering kita dengar bahwa “A leader must be a reader”.
Hmmmm menurutku pribadi memang kebiasaan membaca itu harus sudah dimulai sejak kecil. Akan cukup sulit kalau harus memulainya menjadi hobi kalau sudah gedeapalagi bagi yang memang tidak suka membaca namun itu bukan menjadi penghalang. Aku ingin menjelaskan terlebih dahulu betapa pentingnya membaca itu ditinjau dari berbagai aspek yang mungkin beberapa orang belum tahu karena pada umumnya orang hanya tahu bahwa manfaat membaca itu hanya sekadar bisa menambah pengetahuan saja. Berikut :

1.
Rajin membaca akan membuat dendrit (bagian dari neuron di mana memori disimpan) membentuk dan meningkatkan kapasitas memori. Jadi salah besar jika ada yang berpendapat bahwa semakin banyak baca itu semakin lupa/jadi pelupa.
2.
Membaca, kalau dilakukan untuk kesenangan, bisa mengurangi stres dan tentunya baik untuk kesehatan secara keseluruhan karena faktanya dengan rajin membaca bisa melindungi otak dari penyakit Alzheimer dan mendorong pikiran positif dan memperkuat persahabatan
3.
Rajin membaca akan membuat kita lebih kritis berpikir dan menerapkan apa yang telah dibaca, benar-benar meningkatkan keterampilan penalaran.
4. Dengan rajin membaca maka kita akan bisa melihat segala sesuatu yang terjadi disekitar kita dari sudut pandang yang berbeda. Ya, kita jadi tidak mudah dibodohi atau diperalat. Kita jadi kritis menanggapi informasi yang ada tidak sekadar menerimanya mentah-mentah dan akhirnya membuat kita jadi sakit perut.

Nah, genre buku atau bahan bacaan yang bisa sobat baca tidak jadi masalah, terserah asal yang bisa menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat, bisa jadi dibidang sosial, sains, sastra, politik, agama, sejarah, dan kesehatan, semua genre itu baik untuk dibaca. Saranku sih jangan hanya membaca satu atau dua jenis bidang saja, cobalah untuk menyukai bahan bacaan yang beragam agar lebih memperluas paradigm berpikir kita. Tapi bagi yang ingin memulai membaca sebagai hobi, baca yang disukai saja dulu, nanti semakin kedepannya aku yakin ranah bacaannya pasti akan semakin luas. Semakin banyak membaca maka kita akan semakin sadar betapa sangat minimnya ilmu pengetahuan yang kita miliki, itu akan semakin memotivasi kita untuk semakin giat membaca dan membaca. Buat sobat yang lebih suka duduk membaca melalui PC, Netbook atau gadget/tablet daripada langsung membaca bukunya itu tidak jadi masalah, yang penting esensi membacanya tidak hilang dan yang terpenting kita bisa menikmati bahan bacaan kita baca dan memetik manfaatnya.
Sebagai tambahan sobat bisa join di situs www.goodreads.com untuk memasukkan daftar buku yang sedang dibaca, akan dibaca, diskusi sesame members, memberikan voting terhadap buku yang dibaca dan meresensi buku yang sudah dibaca. Atau sobat bisa juga masuk ke www.bookreader.netdan www.bacabuku.com

Ingin sekali rasanya kelak Indonesia dijuluki sibangsa pembaca. Kan keren J
Chayoo

Aku juga menulis artikel ini di http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/03/sudah-seharusnya-membaca-sebagai-kebutuhan-kita-644259.html
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 The Streets - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger