Blog Archive

Pages

Seguidores

Materi Makalah Likuidasi Terbaru

Advertisemen
Tanpa basa basi langsung aja aku sediain nih MATERI MAKALAH LIKUIDASI buat sobat Shantycr7 yang lagi membutuhkan.....cekidot everyone !!!


LIKUIDASI
            Telah dikemukakan bahwa pembubaran suatu (persekutuan) firma tidaklah lantas berarti pengakhiran resmi kegiatan resmi perusahaan. Pembubaran suatu firma ditetpakan dalam kaitannya dengan reorganisasi perusahaan sebagai suatu kesatuan usaha yang baru. Dalam hal-hal lain, pembubaran ditetapkan sebagai syarat yang mengharuskan likuidasi. Dalam hal ini, persekutuan antara sekutu-sekutu berakhir bagi tujuan-tujuan aktivitas dengan cara biasa akan tetapi sekutu-sekutu dapat berkerja dalam aktivitas-aktivitas yang menjurus kearah penyelesaian akhir transaski perusahaan dan persetujuan firma terus mengatur firma sampai saat penyelesaian akhir demikian. Dengan demikian, istilah pembuburan (dissolution) menyatakan penghentian firma sebagai suatu perusahaan yang sedang berjalan.
1.      DEFINISI LIKUIDASI
            Proses likuidasi suatu perusahaan biasanya terdiri dari pencairan sebagian atau seluruh aktiva menjadi uang kas, penyelesaian dengan kreditur-kreditur, dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok pemilikan. Pencairan aktiva-aktiva menjadi uang kas disebut realisasi. Sedangkan pembayaran tuntutan-tuntutan disebut likuidasi. Istialah likuidasi juga digunakan dalam arti yang lebih luas untuk menyatakan proses likuidasi tuntas.
            Pada likuidasi suatu firma, akuntan harus mampu memberikan saran mengenai pembagian layak aktiva-aktiva diantara sekutu-sekutu. Pembagian yang tak layak, yang menimbulkan pembayaran lebih (pembayaran terlampau tinggi) kepada pihak-pihak tertentu dan merugikan pihak-pihak lain, dapat menimbulkan utang pribadi bagi orang yang diberi wewenang melakukan pembagian aktiva demikian.
2.      PROSEDUR DALAM LIKUIDASI
            Apabila suatu persekutuan firma harus dilikuidir, maka buku-buku harus disesuaikan dan ditutup, kemudian pendapatan neto atau rugi neto untuk periode itu harus dipindahbukukan keperkiraan modal masing-masing sekutu. Kemudian firma siap untuk dilikuidir.
            Apabila aktiva-aktiva dicairkan menjadi uang kas, maka selisih antara nilai buku dan jumlah yang terealisir menyatakan laba atau rugi yang harus diperuntukkan atau dibebankan kepada sekutu-sekutu dalam rasio laba rugi. Laba dan rugi demikian dipindahbukukan keperkiraan modal. Kemudian saldo modal menjadi dasar penyelesaian.
            Dalam suatu likuidasi, apabila perkiraan modal seorang perserta firma (sekutu) melaporkan suatu saldo debet dan sekutu yang bersangkutan mempunyai saldo pinjaman, maka undang-undang mengizinkan untuk melakukan hak pengimbangan (right of offset), yakni pengimbangan sebagian atau seluruh pinjaman terhadap ketekoran modal. Suatu saldo debet dalam perkiraan modal, jika tidak ada saldo pinjaman atau setelah pengimbangan suatu saldo pengimbangan menunjukkan, bahwa sekutu yang modalnya tekor atau kurang harus menyetorkan jumlah ketekorannya ini. Ketidakmampuan firma untuk memperoleh kembali ketekoran modal demikian berarti sekutu-sekutu lainnya akan menanggung jumlah ketekoran modal ini.
            Apabila uang kas tersedia untuk dibagikan, maka uang kas ini diguanakan lebih dulu untuk membayar kreditur-kreditur luar kemudia dapat digunakan dalam penyelesaian pinjaman dan saldo modal-modal sekutu. Perlu ditegaskan bahwa uniform partnership act menetapkan pembayaran lebih dulu pinjaman sekutu dan kemudian modal sekutu-sekutu.

v  KERUGIAN REALISASI AKTIVA-AKTIVA YANG DIBEBANKAN SEPENUHNYA PADA SALDO MODAL SEKUTU
            Contohnya misalnya bahwa aktiva-aktiva non kas “firma A,B,C,D” dengan nilai buku sebesar $180.000 direalisir sebesar $140.000. Maka rugi sebesar $40.000 dibagikan dalam rasio laba rugi. Modal masing-masing sekutu dalam hal ini cukup besar untuk menyerap total kerugian atas realisasi. Dalam hal-hal demikian, pembagian uang kas tidak menimbulkan kesulitan. Uang kas digunakan lebih dulu untuk membayar kreditur-kreditur luar, kemudian sisanya digunakan untuk membayar pinjaman sekutu-sekutu dari saldo modal mereka.
            Hal-hal penting yang peru dicatat dalam contoh diatas adalah :
1. Kerugian atas realisasi aktiva-aktiva dibagi diantara sekutu-sekutu dengan cara yang sama     dengan pembagian rugi usaha.
2. Kreditur-kreditur harus dibayar lunas lebih dulu sebelum sekutu-sekutu dibayar atas      pinjaman maupun saldo modal mereka.
3. Kepentingan neto sekutu-sekutu dalam aktiva-aktiva perusahaan ditetapkan sebelum setiap      pembayaran kepada mereka dilakukan.
v  KERUGIAN REALISASI AKTIVA-AKTIVA YANG MENIMBULKAN PEMINDAHBUKUAN PERKIRAAN PINJAMAN SEKUTU KE PERKIRAAN MODALNYA
            Contohnya misalnya, bahwa aktiva-aktiva firma “A,B,C,D” direalisir dengan harga  sebesar $120.000. Likuidasi diringkaskan dalam daftar likuidasi dibawah ini. Penjualan aktiva-aktiva sebesar $120.000 menimbulkan kerugian sebesar $60.000 yang dibagikan diantara sekutu-sekutu dalam rasio laba rugi. Pembagian rugi atau kerugian ini mengharuskan pembebanan pada sekutu D sebesar $12.000 dan hal ini menimbulkan saldo debet sebesar $2000 dalam perkiraan sekutu D. Sebagai gantinya, sekutu D menanamkan investasi tambahan sebesar $2000, dengan pemindahbukuan jumlah ini dari perkiraan pinjamannnya keperkiraan modalnya. Kemudian sekutu-sekutu membayar jumlah-jumlah yang sama dengan saldo perkiraan pinjaman dan perkiraan modal mereka. Pos jurnal untuk membukukan pembebanan pinjaman sekutu D pada ketekoran modalnya sebagai berikut :
Pinjaman sekutu D                              $2000
            Modal sekutu D                                  $2000

v  KERUGIAN REALISASI AKTIVA-AKTIVA YANG MENIMBULKAN KETEKORAN MODAL HANYA BAGI SEORANG SEKUTU BIASA
                        Contohnya misalnya, aktiva aktiva firma direalisir sebesar $ 100.000, timbul rugi realisir sebesar $ 80.000, likuidasi dilakukan dengan cara seperti yang di ikhtisarkan dibawah ini.
            Dalam pembagian rugi sebesar $ 80.000, sekutu D dibeban sebesar $ 16.000. hal ini menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal sekutu D sebesar $ 6.000. pengimbangan seluruh jumlah dalam perkiraan pinjaman sekutu D terhadap modalnya masih meninggalkan saldo debet sebesar $ 1.000 dalam perkiraan modalnya. Jika sekutu D membayar $ 1.000 kepada perusahaan pada waktu ini, maka ketekoran modalnya tertutup dan perusahaan dapat membagikan uang kas kepada sekutu A, B dan C pada likuidasi akhir. Akan tetapi, sekiranya perusahaan tidak berhasil memperoleh kembali jumlah ini dari sekutu D, dan perusahaan memutuskan untuk membagikan uang kas yang ada, maka pembagian ini harus harus menetapkan kemungkinan, bahwa sekutu D gagal untuk memenuhi kewajibannya kepada firma.
            Jika sekutu D tidak solvable secara pribadi atau jika karena sesuatu alasan lain perusahaan ternyata tidak dapat menagih $1.000 dari sekutu D, maka sekutu sekutu A,B dan C akan harus menanggung kerugian tambahan ini. Kemudian uang kas yang ada harus dibagikan dengan suatu cara, yang menimbulkan saldo dalam perkiraan modal sekutu sekutu A,B dan C yang dapat menutup kerugian sebesar $ 1.000 ini dalam rasio laba dan rugi yang ada diantara mereka.
            Jika sekutu D kemudian membayar $ 1.000 per kas, maka jumlah ini dibayarkan kepada sekutu sekutu A,B dan C sesuai dengan saldo dalam perkiraan perkiraan modal mereka. Jika ditentukan ; bahwa tuntutan terhadap sekutu D tidak dapat ditagih, maka saldo debet dalam perkiraan modalnya dibebani dengan modal modal sekutu lainnya dalam rasio laba rugi yang ada diantara mereka. Dalam daftar likuidasi tersebut diatas diasumsikan, bahwa sekutu D memenuhi kewajibannya kepada perusahaan dengan menyetorkan $ 1.000.
            Perlu diperhatikan, bahwa uang kas tersedia sebesar $ 35.000 untuk membayar sekutu sekutu A, B dan C; sementara itu saldo pinjaman dan modal gabungan mereka berjumlah $ 36.000. Dalam menetapkan jumlah yang harus dibayarkan kepada sekutu sekutu ini, kerugian sebesar $ 1.000 dalam hal sekutu D tidak memenuhi kewajibannya kepada perusahaan, harus diperhitungkan. Oleh karena sekutu sekutu A, B dan C berbagai laba dalam rasio 30,30 dan 20 persen, maka rasio ini, atau ekuivalennya 3/8, 3/8 dan 2/8, digunakan dalam menetapkan saldo yang tersisa  dalam perkiraan perkiraan modal mereka.

v  KERUGIAN REALISASI AKTIVA AKTIVA YANG MENIMBULKAN KETEKORAN KETEKORAN MODAL BAGI LEBIH DARI SEORANG SEKUTU
Contohnya misalkan aktiva-aktiva firma dicairkan dengan harga sebesar $ 80.000 dan dengan demikian timbul kerugian sebesar $ 100.000. Dalam hal ini , likuidasi akan diselesaikan seperti yang diringkaskan seperti dibawah ini :
Dalam pembagian rugi sebesar $ 100.000 perkiraan modal sekutu D dibebani sebesar $ 20.000. hal ini menimbulkan saldo debet sebesar $ 10.000 dalam perkiraan modal sekutu D. Pengimbangan keseluruh saldo pinjaman sekutu D sebesar $ 5.000 terhadap saldo debet modalnya masih meninggalkan ketekoran modal sebesar $ 5.000. jika jumlah sebesar $5.000 ini diperoleh kembali dari sekutu D pada waktu ini, maka ketekoran modalnya tertutupi dan perusahaan dapat melikuidir aktivitas - aktivitas nya dengan membagikan uang kas kepada sekutu sekutu A,B dan C . sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memperoleh kembali  jumlah $ 5.000 pada saat ini dan perusahaan memutuskan  untuk membagikan uang kas yang ada, maka kepentingan sekutu - sekutu A, B dan C tetap dengan saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin oleh ketidakmampuan sekutu D memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Penetapan kerugian yang demikian akan menimbulkan saldo debet dalam perkiraan sekutu C. dalam mengharapkan semua kewajiban bersyarat, kemungkinan kerugian tambahan demikian bagi sekutu - sekutu A dan B perlu diperhitungkan.
Jika kemudian sekutu D menyetorkan jumlah $ 5.000 tersebut, maka uang kas ini dapat dibagikan kepada sekutu sekutu sesuai dengan  saldo dalam perkiraan modal mereka. Dalam hal ini, sekutu C tidak perlu menyerahkan setoran lebih lanjut. Dalam daftar likuidasi tersebut diatas kita asumsikan, bahwa sekutu D melakukan investasi tambahan.
Perlu dikemukakan, bahwauang kas yang tersedia untuk dibayarkan kepada sekutu-sekutu A, B, dan C berjumlah sebesar $ 15.000; sementara itu saldo pinjaman dan modal mereka seluruhnya berjumlah sebesar $ 20.000. Kerugian yang mungkin sebesar $ 6.000 dalam hal sekutu D tak mampu memenuhi kewajibannya kepada firma harus dipertimbangkan lebih dulu. Oleh karena sekutu-sekutu A, B, dan C berbagi laba 30%, 30%, dan 20%, maka rasio ini digunakan dalam menetapkan kepentingan yang dibatasi untuk masing-masing sekutu sebesar $1.875, $1.875, dan $1.250. Akan tetapi modal sekutu C tidak cukup untuk menutipi bagiannya dalam kerugian tambahan yang mungkin ini. Kerugian yang mungkin tak dapat ditutupi oleh sekutu C sebesar $750 ini kemudian diperhitungkan dalam kepentingan yang dibatasi berikutnya yang dapat ditetapkan bagi sekutu-sekutu A dan B. Oleh karena rasio laba rugi untuk sekutu-sekutu A dan B adalah 30% (sama), maka pengurangan lebih lanjut $375 dapat ditetapkan pada sekutu-sekutu A dan B untuk menetapkan kepentingan bebas mereka.



v  REALISASI AKTIVA – AKTIVA DENGAN HASIL UANG KAS YANG TIDAK CUKUP UNTUK MEMBAYAR PARA KREDITUR
Misalkan aktiva-aktiva “firma A, B, C, dan D hanya terealisir dengan harga sebesar $60.000. Selanjutnya misalkan semua sekutu solvable secara pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban terhadap perusahaan, yang mungkin timbul dari likuidasi. Kerugian sebesar $120.000 dibagikan kepada sekutu-sekutu, dan uang kas yang ada sebesar $70.000 dibayarkan kepada kreditur-kreditur. Pengimbangan saldo pinjaman terhadap ketekoran-ketekoran dilakukan. Dengan hal ini para kreditur dengan saldo sebesar $5.000 belum dibayar. Sekutu-sekutu A dan B mempunyai kekayaaan positip dalam perusahaan masing – masing sebesar $6.000 dan $1.500, sementara itu sekutu-sekutu C dan D terutang kepada firma masing-masing sebesar $3.500 dan $9.000. jika sekutu-sekutu C dan D membayar kepada perusahaan dalam penyelesaian akhir kewajiban mereka, maka uang kas sebesar $12.500 dapat dibagikan kepada kreditur-kreditur dan kepada sekutu-sekutu A dan B dalam penyelesaian akhir.
      Jika kreditur-kreditur berhasil menagih saldo yang terutang kepada mereka sebesar $5.000 dari sekutu A, misalnya, maka kepentingan sekutu A dalam firma meningkat dengan sebesar $5.000. Pada penagihan akhir ketekoran modal dari sekutu-sekutu C dan D masing-masing sebesar $3.500 dan $9.000, sekutu A akan dibayar sebesar $11.500 dan sekutu B dengan sebesar $1.500. Harus kita perhatikan, bahwa apabila likuidasi diselesaikan dengan perolehan kembali seluruh ketekoran modal dari sekutu-sekutu yang bersangkutan, maka hasil-hasil yang sama dicapai terlepas dari siapa yang membayar kreditur-kreditur. Pada masing-masing asumsi itu, sekutu-sekutu A dan B memperoleh-kembali masing-masing sebesar $6.000 dan $1.500, dan sekutu-sekutu C dan D menyetor masing-maing $3.500 dan $9.000.
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 The Streets - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger