Advertisemen
Hai sobat, nah ini merupakan materi sambungan dari postinganku semalam berjudul Kerangka Teori dan Pengembangan Hipotesis. Buat sobat yang pengen tau atau lagi butuh materi ringkas, padat dan jelas tentang Pengukuran dan kawan-kawan nih hehhe, mari baca ini !
1. SKALA PENGUKURAN
a. Pengertian Pengukuran
Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.
b. Jenis-jenis Skala dalam Pengukuran
Terdapat empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio.
a. Skala Nominal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan untuk objek atau kelas objek untuk tujuan identifikasi. Nomor jaminan social seseorang, nomor punggung pemain sepakbola, loker, dan lain-lain adalah suatu skala nominal. Demikian juga, jika dalam suatu penelitian tertentu pria diberikan kode 1 dan wanita mendapat kode 2, untuk mengetahui jenis kelamin seseorang adalah melihat apakah orang ini berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut tidak mewakili hal lain kecuali jenis kelamin seseorang. Wanita, meskipun mendapat angka yang lebih tinggi, tidak berarti “lebih baik” dibanding pria, atau “lebih banyak” dari pria. Kita boleh saja membalik prosedur pemberian kode sehingga wanita berkode 1 dan pria berkode 2.
b. Skala Ordinal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan terhadap data berdasarkan urutan dari objek. Disini angka 2 lebih besar dari 1, bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1, 2, 3, adalah berurut, dan semakin besar angkanya semakin besar propertinya. Contoh, angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 2 untuk tahun kedua, 3 untuk tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun kita juga bisa memakai angka 10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 20 untuk tahun kedua, 25 untuk tahun ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior. Cara kedua ini tetap mengindikasikan level kelas masing-masing mahasiswa dan relative standing dari dua orang, yaitu siapa yang terlebih dahulu kuliah.
c. Skala Interval
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka-angka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran dari selisih antara angka-angka. Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih antara 2 dan 3, selisih antara 2 dan 4 dua kali lebih besar dari selisih antara 1 dan 2. Contoh adalah skala temperature, misalnya temperature yang rendah pada suatu hari adalah 40o F dan temperature yang tinggi adalah 80o F. Disini kta tidak dapat mengatakan bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih panas dibandingkan temperature yang rendah karena jika skala Fahrenheit menjadi skala Celsius, dimana C = (5F – 160) / 9, sehingga temperature yang rendah adalah 4,4o C dan temperature yang tinggi adalah 26,6o C.
d. Skala ratio
Merupakan salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau nol absolute, sehingga memungkinkan kita membandingkan magnitude angka-angka absolute. Tinggi dan berat adalah dua contoh nyata disini. Seseorang yang memiliki berat 100 kg boleh dikatakan dua kali lebih berat dibandingkan seseorang yang memiliki berat 50 kg, dan seseorang yang memiliki berat 150 kg tiga kali lebih berat dibandingkan seseorang yang beratnya 50 kg. Dalam skala ratio nol memiliki makna empiris absolute yaitu tidak satu pun dari property yang diukur benar-bnar eksis.
Bagi seorang peneliti pemahaman secara tepat tentang skala pengukuran sangat penting karena dua alasan : Pertama, tiap skala pengukuran memberikan jumlah informamsi yang berbeda, skala rasio memberi informasi lebih banyak dibanding interval, interval lebih banyak dibanding ordinal, dan ordinal memberi informasi lebih banyak dibanding skala pengukuran nominal, oleh karena itu, jika memungkinkan peneliti sebaiknya menggunakan skala pengukuran yang dapat memberikan informasi paling maksimum yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Kedua, beberapa jenis prosedur analisa statistik tidak tepat untuk dipergunakan pada skala pengukuran yang berbeda, untuk itu kejelasan penentuan skala pengukuran akan menentukan jenis analisis statistik yang bagaimana yang akan dipergunakan.
2. TEKNIK PENSKALAAN
Terdapat beberapa cara untuk mengukur sikap, diantaranya adalah self-report. Self report merupakan metode penilaian sikap dimana responden ditanya secara langsung tentang keyakinan atau perasaan mereka terhadap suatu objek atau kelas objek. Sementara untuk teknik penskalaan terdiri dari :
a. Skala Likert summated ratings
Merupakan teknik self report bagi pengukuran sikap dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan. Skala likert adalah salah satu teknik pengukuran sikap yang paling sering digunakan dalam riset pemasaran. Dalam pembuatan skala likert, periset membuat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan.
b. Skala semantic differential
Merupakan salah satu teknik self report untuk pengukuran sikap dimana subjek diminta memilih satu kata sifat atau frase dari sekelompok pasangan kata sifat atau pasangan frase yang disediakan yang paling mampu menggambarkan perasaan mereka terhadap suatu objek. Misalnya kita kembali menggunakan persoalan pengukuran sikap terhadap bank. Periset perlu membuat daftar pasangan kata sifat atau pasangan frase berkutub-dua. Skala yang telah dibuat kemudian disebarkan pada suatu sampel responden. Setiap responden diminta membaca seluruh frase berkutupdua dan menandai sel yang paling mampu menggambarkan perasaannya. Responden biasanya diberi tahu bahwa sel-sel ujung adalah sel-sel objek paling deskriptif, sel tengah adalah sel netral, dan sel-sel antara sebagai sel agak deskriptif serta sel cukup deskriptif.
Jadi sebagai contoh, jika seorang responden merasa bahwa pelayanan bank A berkualitas sedang, maka dia akan menandai sel keenam dari kiri.
Contoh:
Pelayanan tidak berkualitas :----:----:----:----:----:----:----: Pelayanan berkualitas
Lokasi tidak menyusahkan :----:----:----:----:----:----:----: Lokasi menyusahkan
Jam kerja menyusahkan :----:----:----:----:----:----:----: Jam kerja tidak menyusahkan
Suku bunga kredit tinggi :----:----:----:----:----:----:----: Suku bunga kredit rendah.
3. Sumber-sumber Kesalahan dalam Pengukuran
Berdasarkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan, kesalahan yang terjadi pada pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan karena alam (natural errors), kesalahan karena alat ( instrumental errors) dan kesalahan karena pengukur (personal errors).
Gambar Sumber Kesalahan
Artikel Terkait :
Advertisemen